Sistem Kerja UPS
sistem kerja UPS pada dasarnya dibedakan pada 3 sistem tetapi semuanya mempunyai elemen-elemen pendukung yang fungsinya hampir sama. Yang membedakan tiap-tiap tipe UPS adalah cara kerja untuk mem-backup sistem tenaga listrik.Elemen Sistem UPS
Karakteristik
elemen yang mendukung sebuah sistem UPS ini sangat memegang peranan
penting dalam performa UPS secara keseluruhan. Sehingga pada proses
disain sebuah sistem UPS harus benar-benar diperhitungkan karakteristik
masing-masing elemen tersebut. Elemen utama pendukung sebuah sistem UPS
dibagi menjadi 3 bagian.
Rectifier-Charger
Jadi
seandainya beban meningkat sampai 125% dari batas daya yang diijinkan
maka blok ini harus masih bisa memberikan daya ke bagian inverter tanpa
ada penurunan performa.
Karakteristik
baterai juga perlu diperhitungkan dalam disain rangkaian charger-nya
karena jika sebuah baterai diisi ulang dengan arus yang melebihi batasan
kemampuan sebuah baterai dapat memperpendek umur baterai tersebut.
Biasanya untuk arus pengisian sebuah baterai backup UPS ini adalah 80%
dari kondisi arus yang dikeluarkan oleh baterai backup pada saat beban
penuh (pada kondisi emergency-kondisi dimana suplai tenaga konvensional
terganggu).
Batasan
sebuah sistem UPS yang baik (menurut standar NEMA-National Electical
Manufacturer Association) adalah dapat memberikan daya 100%
terus-menerus (continous load) dan 2 jam pada beban 125% tanpa terjadi
penurunan performa (kerusakan). Dalam hal baterai, baterai masih dapat
dikategorikan sebagai kondisi layak pakai adalah baterai yang masih
mampu memberikan daya 100% selama 1 jam jika lama pengisiannya selama 8
jam (ditentukan oleh manufaktur baterai).
Inverter
Kualitas inverter merupakan penentu dari kualitas daya yang dihasilkan oleh suatu sistem UPS. Sistem inverter yang membangun
sebuah sistem UPS biasanya disesuiakan dengan beban kritis yang akan
diaplikasikan. Pada dasarnya sistem inverter yang digunakan tidaklah
menjadi masalah yang serius jika beban kritisnya masih berupa komputer
saja tetapi ketidak sesuaian karakteristik inverter pada beban tertentu
dapat menyebabkan sebuah sistem UPS berhenti bekerja.
Sistem
inverter yang biasa digunakan adalah sistem Quasi-Square Wave inverter.
Sistem ini dapat menghasilkan sinyal dengan duty cycle yang bervariasi
yang mana harus dilakukan pemfilteran baik dengan menggunakan rangkaian
ser/paralel LC. Dengan adanya filter ini maka sistem inverter akan
lambat dalam merespon adanya tegangan transien dan frekunsinya pun akan
tetap. Dengan adanya rangkaian ini maka effisiensi inverter biasanya
mencapai 75%. Selain itu perlu adanya feedback yang menjaga agar
didapatkan tegangan konstan, sehingga perlu adanya rangkaian regulator
tegangan dengan feedback baik feedback berupa tegangan maupun berupa
arus output. Pada bagian inilah yang menjadikan sebuauh sistem UPS
menjadi rumit.
Tipe
inverter yang lain adalah tipe pulse width modulation. Tipe inverter
ini menghasilkan deretan pulsa-pulsa yang dutycyclenya bervariasi.
Pulsa-pulsa ini setelah melalui filter akan dihasilkan sebuah sinyal
sinusoidal yang cukup baik. Tipe inverter pulse with modulation ini akan
meningkatkan respon regulasi dan respon terhadap tegangan transien yang
cukup baik. Walapun demikian tipe inverter seperti ini masih kompleks
namun jumlah penggunaan komponen untuk kontrol tidak terlalu banyak.
Tipe inverter semacam ini biasanya digunakan pada inverter dengan daya
yang besar, sekitar 50KVA.
Tipe
inverter yang lain adalah tipe inverter Step wave Inverter. Pada
rangkaian step wave inverter ini menggunakan inverter yang banyak untuk
mendapatkan sinyal sinusoidal yang baik dan pengurangan komponen filter.
Jumlah inverter yang digunakan di dalam sebuah sistem UPS biasanya 3
buah tetapi dapat pula berjumlah 6 bahkan 12 (kelipatan 3).
Pada
tipe regulator ini tegangan DC harus sudah teregulasi sebelum masuk
pada bagian inverter agar tidak terjadi pergeseran tegangan kotak yang
dihasilkan. Sistem UPS dengan inverter ini mempunyai effisiensi sampai
85% pada beban penuh.
Tipe
inverter yang lain adalah tipe inverter Step wave Inverter. Pada
rangkaian step wave inverter ini menggunakan inverter yang banyak untuk
mendapatkan sinyal sinusoidal yang baik dan pengurangan komponen filter.
Jumlah inverter yang digunakan di dalam sebuah sistem UPS biasanya 3
buah tetapi dapat pula berjumlah 6 bahkan 12 (kelipatan 3).
Pada
tipe regulator ini tegangan DC harus sudah teregulasi sebelum masuk
pada bagian inverter agar tidak terjadi pergeseran tegangan kotak yang
dihasilkan. Sistem UPS dengan inverter ini mempunyai effisiensi sampai
85% pada beban penuh.
Dengan
banyaknya inverter akan menghasilkan step yang lebih halus sehingga
fungsi filter dapat diminimisasi. Penggunaan inverter dengan tipe ini
jarang dipakai untuk aplikasi komputer tetapi biasanya digunakan untuk
aplikasi 3 fasa dengan kapasitas daya yang besar. Walaupun demikian
kelemahan sistem inverter ini adalah dengan banyaknya inverter yang
digunakan akan menghasilkan sinyal sinus yang baik namun biaya yang
dibutuhkan untuk membuat invertet ini menjadi berlipat-lipat tergantung
dari jumlah inverter yang digunakan.
Yang
menjadi titik berat pada tipe inverter ini adalah pada bagian osilator
dan kontrolnya karena pada bagian ini akan menghasilkan trigger-trigger
bagi SCR-SCR yang berfungsi sebagai inverter tersebut dengan perioda
yang disesuaikan antara yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat
membentuk sinyal stair case up/down dengan frekuensi yang sesuai dengan
frekuensi yang dinginkan.
Transfer Switches
Pada umumnya saklar pemindah dibagi menjadi 2 bagian yaitu ;
q Electromekanikal
q Static
Pada
saklar elektromekanikal dibangun dari relay-relay yang salah satu
terminal mendapatkan suplai tegangan dari suplai konvensional dan yang
lain dari sistem UPS.
Dari ketiga bagian utama sebuah sistem UPS, bagian rectifier-charger dan bagian inverter sangat memegang peranan penting bagi sebuah UPS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar